Parameter
Parameter pada proses pembubutan adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut. Parameter pemotongan pada proses pembubutan meliputi:
kecepatan potong (Cutting speed - Cs),
kecepatan putaran mesin(Revolotion Permenit - Rpm),
kecepatan pemakanan (Feed - F)
waktu proses pemesinannya
Kecepatan potong (Cutting speed – Cs )
Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit).
Kecepatan Putaran Mesin Bubut ( Rpm)
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka
dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin bubut adalah:
Contoh :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Kecepatan putaran (rpm) adalah:
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 128,415 putaran per-menit
Hasil perhitungan di atas sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Untuk menentukan besaran putaran mesin bubut juga dapat menggunakan tabel yang sudah ditentukan berdasarkan perhitungan empiris
Kecepatan Pemakanan (Feed - F)
Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan,sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah
F = f.n
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)
Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya 750 putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah; Berapa besar kecepatan pemakanannya
F = f. n
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit
contoh :
Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/ putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya
F = f x n
F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85 mm, selama satu menit
Waktu Pemesinan Bubut (tm)
Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut, lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung
Waktu Pemesinan Bubut Rata
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah, seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah star awal pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm). Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran)
tm = waktu pemesinan bubut rata
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Contoh :
Sebuah benda kerja dengan diameter (D) = 30 mm dibubut sepanjang (ℓ) = 70, dengan jarak star pahat (ℓa) = 4 mm. Data-data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut:
Kecepatan potong (Cs) = 25 meter/menit
pemakanan mesin dalam satu putaran (f) = 0,03 mm/putaran.
Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data diatas adalah selama 9,308 menit
bagus sangat membantu..
ReplyDeleteYaw
ReplyDeletesangat membantu
ReplyDeleteUntuk contoh soal terahir diameter terbesar sama diameter hasilnya sama ya? Tolong penjelasan lebih lanjutnya
ReplyDeleteUntuk contoh soal terahir diameter terbesar sama diameter hasilnya sama ya? Tolong penjelasan lebih lanjutnya
ReplyDeleteTerimakasih atas koreksinya, sudah kami revisi soalnya. Diameter yang digunakan pada rumus merupakan diameter awal
Deleteklau tabel cutting speed pahat keramik, dll dr mana liat nya pa??\
DeleteSangat membantu
ReplyDeleteKa mau tanya penulis artikel nya siapa?
ReplyDeleteSam tahun/buln/tgl terbitnya?
moballl
ReplyDeleteMantaps
ReplyDeleteMakasih bang sangat membantu
ReplyDeletetrimakasih
ReplyDeletegan saya mau bertanya,n= vc.1000
ReplyDelete________ =
π.d
vc itu,guru saya bilang 22,terus kenapa harus 22? mohon jawabannya
Vc = Cs / Cutting Speed(Kecepatan Potong), baca penjelasan diatas
DeleteUntuk menentukan La ( star awal pahat) gimana ya ? Apa ada parameter nya? Makasih
ReplyDeleteBiasanya ditentukan pada soal, tapi pada saat praktek bebas antara 3 - 10 mm, La bisa diartikan pahat sudah mulai bergerak dengan kecepatan pemakanan yang ditentukan (sudah bergerak otomatis)
DeleteSebuah baja lunak berdiameter 60 mm, akan dibubut dengan kecepatan putar 150 Rpm. Berapa besar kecepatan potong ( Cs ) nya....
ReplyDeleteMantap sangat membantu! Good luck min
ReplyDeleteNice tulisanya mudah dimengerti gk berbelit belit
ReplyDeleteuntuk banyak pemotongan gmn ya?
ReplyDeleteBenda kerja memiliki ukuran Diameter D - 40 mm akan dibubut dengan kedalaman
ReplyDeletepemotongan a - 0,4 mm dan speed s - 02 mm/putaran Panjang yang akan dibubut L = 200 mm
dan diameter setelah dibubut D2 - 32 mm. Tentukan
a. Berapa kali pemotongan berlangsung
b. Berapa putaran mesin yang digunakan jika Cs - 60 m//menit
c. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk membubut tersebut
𝖯𝗅𝗂𝗌 𝗄𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗆𝖾𝗉𝖾𝗍 𝗐𝖺𝗄𝗍𝗎 𝗇𝗒𝖺 𝗄𝖺𝗄 𝗌𝗈𝖺𝗅 𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗈𝗆 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗅𝖺𝗃𝖺𝗋𝗂𝗇 🙏
ReplyDeleteTnks...
ReplyDeleteSebuah benda kerja dari Aluminium akan dibubut dengan
ReplyDeletepekerjaan finising, panjang benda kerja L=150mm, dibubut dari
diameter 25 mm menjadi diameter 22mm, berapakah putaran
mesin yang dipilih!
Kecepatan putar mesin bubut brp rpm
ReplyDeleteKecepatan putar mesin bubut normal brp rpm
Delete