Klasifikasi Baja Tahan Karat/Stainless Steel
Pengertian Definisi Baja Tahan Karat
Baja tahan karat merupakan kelompok dari baja paduan yang mempunyai
sifat atau karakterisasi khusus. Ciri umum dari baja tahan karat adalah
kadar kromium (Cr) yang tinggi, tidak kurang dari 12 persen. Kromium
dengan besi (Fe) dalam baja membentuk larutan padat atau solid solution.
Sifat utama dari baja tahan karat adalah ketahanannya yang tinggi
terhadap korosi, disamping memiliki sifat ketangguhan yang tinggi, mudah
di mesin, mudah dibentuk dan mampu las tinggi.
Klasifikasi Baja Tahan Karat
Berdasarkan fasanya, baja tahan karat diklasifikasikan menjadi:
- Baja tahan karat fertitk, 12 – 30 persen Kromium
- Baja tahan karat austenitic, 17 – 25 persen Kromium, 8 – 20 persen Nikel
- Baja tahan karat martensitik, 12 – 17 persen Kromium, 0,1 – 1,0 persen Karbon
- Baja tahan karat duplex, 23 -30 persen Kromium, 2,5 – 7 persen Nikel dengan penambahan unsure Titanium dan Molibdenum.
- Baja tahan karat pengerasan pengendapan, PH, precipitation hardening, mempunyai struktur martensit atau austenite dengan penambahan unsure Tembaga, Titanium, Alumunium, Molibdenum, Niobium, atau Nitrogen
Selain unsur kromium, dan unsur unsur yang biasa ditambahkan dalam
baja tahan karat seperti nikel, titanium, molybdenum, tembaga, niobium,
terdapat juga unsure-unsur lain seperti karbon, silicon, alumunium, dan
mangan.
Mo, W, Si, V, Al, Ti dan Nb merupakan unsure-unsur penstabil ferit.
Sedangkan C, N, Cu, Co dan Mn merupakan unsure-unsur yang menyebabkan
ferit menjadi tidak stabil. Unsure-unsur ini menghambat transformasi
austenite ke martensit, sehingga baja paduan tinggi dengan karbon
tinggipun dapat tetap memiliki struktur austenite pada temperature
ruang.
Baja Tahan Karat Feritik
Baja Tahan Karat Feritik mempunyai paduan utama kromium antara 12
sampai dengan 30 persen. Kadar karbonnya relative rendah. Baja tahan
karat ini umumnya tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas, namun
dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin.
Pada temperature rendah atau ruang, baja ini membentuk larutan padat
Cr-Fe-α dengan struktur Kristal BCC. Baja tahan karat feritik mengandung
unsure nikel yang sangat rendah, kurang daripada 0,5 persen atau bahkan
tidak ditambahkan. Diketahui bahwa nikel sebagai unsure penstabil
austenite yang kuat. Sehingga dengan kandungan Nikel rendah ini,
struktur baja ini lebih stabil dalam ferit.
Kandungan karbon yang terdapat dalam baja sebagian besar membentuk
endapan kromium karbida. Pembentukan karbida ini tidak mengurangi
ketahanan korosi bajanya, mengingat kandungan kromium yang terlarut
dalam Fe-α masih cukup tinggi.
Baja tahan karat Austenite memiliki ketahanan korosi temperatur ruang
yang lebih baik dari pada martensitik, terutama pada stress corrosion
cracking, SCC.
Pada baja, unsur kromium berperan sebagai unsur paduan dengan sifat
dasar sebagai penstabil ferit sehingga luas daerah fasa ferit menjadi
lebih luas dan daerah Austenite menjasi lebih sempit.
Baja Tahan Karat Austenitik
Baja tahan karat austenitik terjadi jika pada sistem larutan padat
Fe-Cr ditambahkan unsur penstabil Austenite seperi nikel atau mangan.
Kedua unsur ini berperan sebagai unsur yang menstabilkan Austenite dan
menambah luas daerah fasa Austenite dan mempersempit daerah ferit.
Jika pada paduan Fe-Cr ditambahkan nikel dengan kadar 8 persen, maka
akan terbentuk struktur atau fasa Austenite yang stabil pada temperatur
ruang.
Selain unsur nikel, penambahan unsur mangan dan nitrogen dalam jumlah
yang cukup akan membentuk matrik dengan struktur Austenite yang stabil
pada berbagai temperatur. Paduan baja tahan karat ini bersifat non
magnetik dan tidak dapat dilaku-panas. Baja tahan karat ini memiliki
keuletan yang baik dengan kekuatan luluh yang relatif rendah.
Baja tahan karat ini dapat ditingkatkan kekuatannya dengan melakukan
pengerjaan dingin atau dengan menambah unsur paduan tertentu yang dapat
meningkatkan kekuatannya.
Baja Tahan Karat Martensitik
Baja tahan karat martensitik mengandung kromium 11,5 sampai dengan 18
persen. Kadar karbon dalam baja tahan karat ini relatif tinggi, yaitu
antara 0,12 sampai 1,20 persen.
Proses perlakukan panas, atau heat treatment diterapkan dengan cara
memanaskan baja sampai temperatur austenit, kemudian didinginkan dengan
cepat ke dalam media air. Selama proses pendinginan, austenit akan
bertransformasi menjadi martensit. Fasa martensit ini, membuat baja
tahan karat menjadi sangat rapuh, untuk itu, agar dapat memperoleh
keuletannya dilakukan proses pemanasan temper.
Agar diperoleh daya tahan terhadap serangan korosi atau ketahanan
korosi yang tinggi, maka saat pembuatan baja tersebut ditambahkan unsur
Cr dan Nikel. Baja tahan karat ini termasuk baja yang relatif sulit
dilakukan pemesinan dibandingkan dengan baja karbon pada umumnya. Untuk
dapat meningkatan kemampuan mesinnya, biasanya ditambahkan fosfor dan
belerang dalam jumlah terbatas. Untuk mendapatkan kinerja proses
pemesinan yang lebih baik lagi, pada baja ini ditambahkan unsur
selenium, Se. Sedangkan untuk mendapatkan nilai kekerasan yang optimum,
ditambahkan unsur karbon sesuai dengan kekerasan yang diinginkan.
Penggolangan komposisi baja tahan karat seperti itu akan disesuaikan pengunaannya
ReplyDelete